Sudah lama saya memikirkan tentang hal ini, baik itu secara pribadi atau dengan bantuan orang lain. Setelah sekian lama saya menyadari, bahwa apa yang ingin kita miliki, belum tentu dengan kenyataan yang terjadi. Seperti saya ini, saya benar-benar tak pernah bisa untuk mendapatkan hatimu, perasaanmu, pemikiranmu, dan senyum indahmu itu. Saya akan selalu dan selalu hanya menjadi sahabatmu, temanmu, musuhmu, tetanggamu, saudaramu, bukan orang yang kau sayangi, mungkin.
Saya sudah merelakanmu, meski itu berat sekali buat saya, sangat berat. Saya sudah terlalu menyayangimu, hingga tak lagi menggunakan daya logikaku. Maafkan saya. Maafkan saya yang pernah memaksamu, membuatmu marah, dan membenciku. Setidaknya sadarlah, bahwa saya sangat menyayangimu melebihi perempuan lain di dekatku. Meski itu adalah jalan yang salah menurutmu.
Saya hanya butuh satu waktu, biar itu hanya 1 jam pun di hari itu. Berilah saya waktu untuk menyatakan perasaanku, yang sudah meluap, membanjiri hati ini dan perasaan ini, meskipun saya tahu bahwa itu adalah sia-sia untukku. Buatlah tubuh ini tenang dengan mendengarkan segala kata, dan merasakan apa yang kutatap dalam-dalam dari kedua bola matamu.
Saya pernah berencana untuk memberi sesuatu di hari ulang tahunmu, atau di hari lain yang spesial buatmu. Saya juga pernah berencana untuk menyusul ke kotamu, meski itu akan saya tempuh dalam waktu yang tidak singkat. Semua itu saya lakukan hanya demi menemuimu, melihat langsung bagaimana keadaanmu. Tapi, itu tak pernah terjadi.
Pernah saya mencoba wujudkan rupamu di kertas gambarku, meski itu hanya menghasilkan bahan tertawaan dari teman-temanku. Saya tidak peduli, ya karena inilah saya masih mampu mengingat segala kejadian-kejadian di masa lalu, masa yang cukup menyenangkan buatku.
Saya hanya berharap, kamu menemukan apa yang selama ini kamu cari, siapa yang kamu cari, yang mampu mendamaikan perasaan hatimu. Sesekali saya berdoa kepada Tuhan, berharap kamu adalah wanitaku. Dan jika itu tak terjadi, saya tak akan menyesal sedikitpun.
Terima kasih telah mengajakku bercanda, berbicara, dan sentuhan tanganmu itu, yang membuatku luluh, luluh dari perasaan yang sering membeku ini.
Terima kasih sudah mau mendoakanku, agar saya segera mendapatkan penggantimu. Meskipun butuh waktu yang sangat lama, saya tetap akan berterima kasih kepadamu.
Semoga perkenalan denganku, membekas di hatimu, dan menjadi cerita indah dalam sejarah hidupmu
-hidup boleh disesali, tapi jangan mati-
-jangan mati dalam kesedihan, menurutku-
-berilah senyum, meski itu senyum terakhir dalam hidupmu-
Terima kasih, jangan membenciku, karena itu menyedihkan buatku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar