Mungkin yang benar-benar saya inginkan untuk malam ini adalah, tidak bisa tidur terlelap. Mungkin karena saya terus memikirkanmu, atau terus menulis namamu dalam lembaran-lembaran kertas.
Sulit meninggalkan hari ini, dimana terakhir menemuimu adalah beberapa hari yang lalu, dan hari esok kemungkinan bisa tidak segan menemuiku.
Mungkin hanya kamu, yang sempat menyentuh sisi sensitif perasaanku, hingga airmata yang kering bertahun-tahun lalu, sempat menetes, menandai runtuhnya kekuatan semuku.
Dan sesungguhnya saya hanya ingin duduk disampingmu, menemani saat luapan perasaanmu terlalu kuat untuk kau pegang.
Dan doa yang kuhampirkan pada akhir sujud, kuharap menempel, walau itu tipis di indahmu.
Saya seharusnya berlari, tanpa mengejar harapan itu. Karena yang kuyakini adalah kemampuanku, meski itu tak pula mendapatkan secangkir cintamu.
Dan temanilah perjalananku, petualanganku, ataupun keruntuhanku, dengan senyum di sudut terindahmu.
Setidaknya parasmu itulah yang kupandang disaat genting itu. Dan Tuhan memisahkan kita, di tempat kecil ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar