Maka jadinya apa, jika pada tiap hari dan hati yang berlalu, selalu menjadi alasan untuk terus diam, lalu secukupnya membayangkan dan menanti sesuatu darimu. Sebenarnya kebosananlah yang ujung-ujungnya menemaniku, bukan kamu sebagai kekasihku.
Entahlah, apa ini realitas dari setiap mimpi yang kubeli dari Tuhan, mimpi buruk yang terselip dalam malam tidurku, muncul sebagai kerikil sandungan yang menyakiti. Yakinlah kakiku tak selamanya kuat untuk menerima hal itu.
Keseriusan yang berjalan apa adanya, memilihmu bukan kehendak raga, namun akal yang melogikakan perasaan kepadamu. Maka jadilah naluri untuk berterus terang menyayangimu, menjatuhkan hati kepadamu.
Hidup memang tak semudah kelihatannya, tak seperti api yang memakan kayu, tak seperti membalik telapak tangan itu, ketak logisan sedikit merubah jalan skenario yang telah ditulis dalam kalbu
Aku Cinta Kau Saat Ini
Aku rindu, pada setiap hal darimu, setiap waktu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar